Archive | Mei 2012

Foto-foto Jelek…

Anak-anak Geo 2010 FKIP UNLAM BJM

kasiaan banr wina won ka heny, ngalih banar hndk tanda tangan,,haha

wajah2 lempoo…

masih tetap dg wajah jeleknyaa,,haha

beapaaaannn cobaa niiihh,,,hihih

 

Laporan KKL Fisik Kecamatan Binuang & Hatungun. Kabupaten Tapin

KELOMPOK 2.

 METIKLIM

Lokasi Pengamatan: Kecamatan Binuang & Hatungun. Kabupaten Tapin

Lokasi 1 : Desa Transsat, Kecamatan Binuang. Kabupaten Tapin

Gambar  Kondisi Jalan lokasi pengamatan,  desa transsat, kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin.

Kondisi jalan:

Banyak tanjakan, turun naik.

Ketika peserta KKL melakukan pengamatan di lokasi 1 pada jam 11:58 WITA, dengan  Letak astronomi  yaitu 03°09’14,8” LS sampai 115°06’46,6” BT  memiliki ketinggian tempat 95,7 M.  Suhu udara cukup panas sekitar 33,3 °C , tingkat  chill  33,6 °C , memiliki Dp Dewpoint 25,2 °C , sedangkan WB Wet nya  27,5 °C dengan Den Alt 935 M.  Kelembaban udaranya 59,8 %  dengan kecepatan angin rata – rata  2,5 km/h, sedangkan tekanan udaranya 1001,2 mB. Memiliki Hi Heat index 42,8 °C  ,sehingga kondisi jalan kering dan berdebu, karena pada saat penelitian dilokasi tidak terjadi hujan apalagi ketika truk-truk besar melintas kondisi jalan semakin berdebu.

Suhu udara:

Suhu udara di lokasi ini terbilang cukup panas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

  • Ketinggian tempat yang merupakan daerah dataran tinggi, sehingga ketika di siang hari suhu udaranya panas, bahkan bisa menjadi sangat panas.
  • Ketika dilakukan pengukuran suhu, saat itu tidak ada hujan, sehingga menambah panasnya suhu udara.
  • Dipengaruhi pula oleh  vegetasi di sekitar lokasi yang sangat sedikit, kalaupun ada, vegetasi hanya berupa rumput-rumput ilalang, dan jarang ditemukan pepohonan rimbun, sehigga produksi oksigennyapun sedikit, hal tersebut membuat suhu udaranya menjadi lebih panas.

Catatan:

Di lokasi 1 ini, kami(peserta KKL) melakukan pengukuran pada 3 titik tempat: atas, tengah, dan bawah. Kemudian kami hitung&kami ambil rata-ratanya hingga mendapatkan hasil berupa data diatas.

v    Bentuk lahan Sruktural

  • Pada bagian sanping  jalan terlihat seperti Tebing, merupakan bekas Runtuhan Bukit, terjadi Degradasi dan Agradasi akibat tenaga Endogen (tenaga yang berasal dari dalam) & Eksogen(tenaga yang berasal dari luar ).

Gambar Bagian samping jalan terlihat seperti tebing, Tanah akibat Runtuhan, Degradasi&Agradasi.

Terjadi Erosi(pengikisan) hingga sedimentasi.  Pengikisan hingga pengendapan tanah pada runtuhan akibat dari hujan. Proses ini dipengruhi oleh tenaga Endogen(tenaga tang berasal dari dalam & Eksogen(tenaga yang berasal dari luar).

Jenis tanah=  Liat.

Tanah liatnya mengeras/mengering akibat pengaruh suhu panas matahari.

Vegetasi:

Hanya ada berapa jenis pohon saja, dan lebih didominasi rumput-rumput ilalang.

  • Pada Bagian Bawah seperti lembah, terdapat sedikit aliran air, Semakin kebawah (dataran rendah) maka tanah semakin subur dan vegetasinya semakin beragam.

Disini terlihat ada beberapa macam jenis Vegetasi Seperti Pohon kelapa, pohon pisang, Pohon nipah/rumbia, kangkung air, dll. Tumbuhan ini mencirikan vegetasi khas daerah rawa yang keberadaannya dekat dengan submer air.

Lokasi 2

Goa kelelawar

Lokasinya dekat dengan Goa Batu Hapu, tidak jauh, hanya sekitar beberapa ratus meter saja.

Waktu penelitian pada  jam 15:05, dengan letak astronomi 03°07’51,9” LS sampai 115°10’24,9” BT memiliki ketinggian tempat 119 M.  Suhu udara cukup panas sekitar 32,8 °C , tingkat  chill  32,9 °C , memiliki Dp Dewpoint 25,0 °C , sedangkan WB Wet nya  27,0 °C dengan Den Alt 921 M.  Kelembaban udaranya 62,0 %  dengan kecepatan angin rata – rata  7,6 km/h, sedangkan tekanan udaranya 998,5 mB. Memiliki Hi Heat index 40,7 °C. Karena suhu udaranya yang cukup panas, mengakibatkan penguapan udara disekitar gua yang menimbulkan aroma/bau yang tidak sedap dari kotoran kelelawar.

Goa Kelelawar merupakan Goa karst/kapur.

Kars adalah kawasan batu gamping yang telah mengalami suatu proses pelarutan, disebabkan batu gamping/kapur yang sifatnya mudah larut.

Terdapat bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi-sisi erosi akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit (conical hills)

Di dalam Goa kelelawar ini banyak ditemukan fosil fauna laut dan karang. Menandakan bahwa dulunya ini adalah daerah berair, atau mungkin laut yang mengalami pengangkatan dipengaruhi tenaga Endogen.

Gambar Mulut Goa kelelawar, terlihat keadaan didalam yang gelap.

Terjadi 3 Pelapukan:

1. Pelapukan Bilogi : Akar tumbuhan yang menancap, menggerogoti batuan.

2. Pelapukan Kimiawi : Dari bekas kotoran kelelawar.

3. Pelapukan Mekanik : dipengaruhi oleh Suhu.

Karena daerah ini merupakan daerah perbukitan/dataran tinggi, sehingga suhu di waktu siang dan malamnya berbeda. Di siang hari suhu udaranya panas sedangkan di malam hari suhu udaranya berubah menjadi dingin bahkan sangat dingin. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap percepatan proses terjadinya pelapukan batuan.

  • Sesuai dengan namanya Goa Kelelawar, didalamnya banyak dihuni Kelelawar yang bergelantungan di langit-langit goa.
  • Geperti Goa-Goa Kapur pada umumnya, Goa kelelawar terdapat Stalagtit- Stalagmit dan Kolumnar(menyatunya stalagtit dengan stalagmit).
  • Keadaan Goa Gelap ketika masuki ke bagian dalamnya, karena pencahayaan matahari sangat kurang. Suhu udara Lembab sehingga saat memasukinya terasa gerah dan pengap.
  • Di dinding luar Goa banyak terdapat pohon-pohon yang menancap.

Vegetasi :

Disekitar Luar goa banyak Vegetasi berupa tumbuhan-tumbuhan liar dan semak belukar .

Disamping itu masyarakat  juga memanfaatkan lahan sebagai perkebunan karet. Di lahan yang terbilang relatif luas ini, sangat cocok di Tanami tanaman karet. Hal tersebut merupakan penunjang dalam kegiatan Ekonomi sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar.

Gambar Perkebun karet, disekitar lokasi Goa kelelawar.

Suhu Udara:

Diperkebunan karet ini suhu udaranya lebih sejuk dibandingka dengan lokasi Goa Kelelawar. Di pengaruhi oleh:

  • Banyaknya vegetasi(pohon karet).
  • Pohon karet yang rimbuan memberi suasana teduh dan produksi oksigen(O2) yang melimpah.

Lokasi 3 : Kawasan Objek wisata Goa Batu Hapu

Lokasinya dekat dengan Goa Batu Kelelawar, tidak jauh, hanya sekitar beberapa ratus meter saja.

Waktu penelitian, pada jam 17:28 WITA.  Pengukuran dengan alat dilakukan didalam gua. Letak astronomi 03°07’51,9” LS sampai 115°10’24,9” BT memiliki ketinggian tempat 150 M.  Suhu udara cukup panas sekitar 28,2 °C , tingkat  chill  28,2 °C memiliki Dp Dewpoint 23,7 °C , sedangkan WB Wet nya  24,9 °C dengan Den Alt 757 M.  Kelembaban udaranya 77,6 %  dengan kecepatan angin rata – rata  24 km/h, sedangkan tekanan udaranya 994,8 mB. Memiliki Hi Heat index 33.1 °C.

Gambar Kondisi perkampungan/pemukiman warga disekitar jalan menuju Lokasi goa Batu Hapu.

Dilihat dari sudut pandang sosial yang terkait dengan Geomorfologinya: Pemukiman/perumahan warga di daerah ini kebanyakan memakai Bata atau semen sebagai bahan material bangunan, dan sangat jarang terlihat bahkan mungkin tidak ada yang menggunakan kayu sebagai bahan material bangunan rumah. Karena secara Geomorfologinya daerah ini merupakan daerah gunung/dataran tinggi, tanahnya tidak rata/turun naik.

Untuk mencapai tempat ini bisa menggunakan transportasi darat berupa Bus, mobil, atau sepedamotor.

Goa Batu Hapu adalah goa karst, merupakan kawasan objek wisata Alam yang berada di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Goa Batu Hapu, sebuah Goa karst yang relatif  luas. Letaknya berada jauh di pelosok Tapin.

Gambar Goa Batu Hapu.

Untuk mencapai bibir Gua harus meniti puluhan anak tangga, setelah sampai di bibir gua, pemandangan terlihat begitu indah. Mulut guanya cukup besar dan sesekali kalelawar terbang keluar masuk darinya. Sesampainya di dalam gua, ke khasan stalagmit dan stalagtit yang terbentuk secara alami semakin menambah keindahannya. Belum lagi ratusan kalelawar yang terbang dan bergelantungan di atap gua menambah eksotisme yang disuguhkan gua karst ini.

ketika memasuki Gua, di beberapa bagian, terdapat kolumnar-stalagtit-stalagtit yang meneteskan air. tetapi air yang menetes hanya sedikit.

Walaupun di siang hari keadaan didalam gua sangat gelap, sehingga dibutuhkan alat penerang  untuk dapat memasukinya.

Gambar Kondisi didalam Goa Batu hapu yang sangat gelap.

Di salah satu ujung goa, terlihat ada dinding goa yang miring, sehingga memungkinkan untuk mencapai bagian atasnya.

Ketika naik di dinding atas goa, melewati jalan setapak didalam gua terasa sangat licin. Dari atas gua terlihat rindagnya pepohonan, sungai, dan berberapa rumah penduduk.

Vegetasi:

Seperti kawasan karst pada umumnya, vegetasi di sini merupakan vegetasi khas dataran tinggi. Yang ada hanya pepohonan sejenis, rerumputan, dan tidak banyak variasi.

Suhu Udara:

Tidak berbeda jauh dengan Goa kelelawar, Suhu udaranya juga cukup panas, pentilasi udara dan pasokan Oksigen sangat kurang karena kondisi Goa yang tertutup. Semakin masuk kedalam Goa suhu udaranya terasa semakin panas dan pengap.

Disarankan bagi yang menderita penyakit Asma untuk tidak memasuki goa ini, karena suhu udara didalam goa cukup panas dan pengap sehingga apabila pasokan Oksigennya berkurang hal tersebut dapat berakibat fatal.

Lokasi  4 : Daerah Perkebunan Karet, Desa Kualam Sari.

Perkebunan ini Lokasinya di daerah perkampungan warga

Waktu penelitian pada jam 08:40, pada letak astronomi 03°09’09,8” LS sampai 115°05’56,0” BT memiliki ketinggian tempat 42 M.  Suhu udara sekitar 25,1 °C , tingkat  chill  25,2 °C , memiliki Dp Dewpoint 23,1 °C , sedangkan WB Wet nya  23,7 °C dengan Den Alt 525 M.  Kelembaban udaranya 88,1 %  dengan kecepatan angin rata – rata  2,2 km/h, sedangkan tekanan udaranya 1007,8 mB. Memiliki Hi Heat index 28,3 °C.

Gambar Lokasi pengamatan 4, perkebunan karet

Tanaman Karet yang ditanami di lahan yang relatife luas hingga menjadi perkebunan karet. Tanah disini sangat cocok ditanami pohon karet, selain itu suhu daerah dataran tinggi ini juga sangat berpengaruh, hal tersebut secara langsun berdampak pada hasil produksinya.

Selama kami melakukan Kuliah kerja lapangan (KKL)di daerah ini, Suhu udara disini rata-rata tidak terlalu berbeda dengan suhu udara di kota Banjarmasin, berkisar antara 25 hingga 32 °C. Intensitas hujannya juga tidak jauh berbeda. Di siang hari antara pukul 11.00 hingga 14.00 WITA ketika kami melakukan pengukuran dilapangan dengan alat pengukur, suhu udaranya bisa mencapai 31/32 °C. Tetapi setelah hujan di pagi harinya antara pukul 07.30 hingga pukul 09.00  suhunya turun menjadi 25,2 °C.

Bagi kami yang tinggal di kota Banjarmasin yang terbilang daerah dataran rendah, sudah terbiasa dengan suhu udara yang panas, maka kami akan beranggapan kalau suhun udara 25,2°C adalah dingin. Suhu udara yang relatif dingin itu adalah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

  • Ketinggian tempat yang merupakan daerah perbukitan.
  • Ketika dilakukan pengukuran suhu, saat itu sedang turun hujan, sehingga menambah dingin suhu udara.
  • Dipengaruhi pula oleh banyaknya vegetasi-vegetasi yang memproduksi/menghasilkan banyak oksigen sehingga udaranya menjadi lebih sejuk.

Laporan penelitian tanah

LAPORAN HASIL PENELITIAN TANAH DAERAH FLUVIAL DI HANDIL PINANG BANJARMASIN
UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH GEOGRAFI TANAH DAN LINGKUNGAN

DOSEN PEMBIMBING :
ARIF RAHMAN NUGROHO, S.Pd., M.Sc.
DEASY ARISANTY

OLEH :
NAMA IHWATI NUR CAHYANI
NIM A1A510259
KELAS B/2010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR TEORI
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
B. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang:
a. Kandungan yang ada di dalam tanah
b. Tekstur tanah
c. Struktur tanah
d. Kadar pH tanah
e. Kadungan organic uang ada di dalamnya
f. Kadar kapur
g. Warna tanah

C. ALAT DAN BAHAN
1. Bor tanah
2. HCL
3. Aquades
4. Buku musell
5. H2O2
6. Plastic
7. Tabung percobaan
8. Gelas percobaan
9. Kertas lakmus
10. Cangkul
11. Alat tulis
D. CARA KERJA
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Membersihkan lokasi yang ingin diteliti tanahnya
3. Membor tanah hingga kedalaman 1 meter,
4. Memutar alat bor agar tanah menempel pada alat bor
5. Memasukkan tanah ke dalam plastik
6. Mengamati sampel tanah
7. Mencatat yang penting dari penelitian tanah
8. Membuat hasil pengamatan, pembahasan, kesimpulan dan sebagainya dari hasil yangkita peroleh

BAB II
HASIL PENGAMATAN

SIFAT KIMIA TANAH atau (PH)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Ambil sedikit tanah
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi tuangkan cairan Aquades
3. Lalu di kocok
4. Diamkan sampai tanahnya mengendap dan air diatasnya agak kebeningan
5. Masukkan PH Stick
Lapisan tanah permukaan mengandung PH 6
Laisan 1 meter mengandung PH 6
ANALISA ADA ATAU TIDAK BAHAN ORGANIK
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Ambil tanah sedikit
2. Masukkan ke dalam gelas dan teteskan cairan H2O2
3. Lalu di kocok
4. Diamkan sampai mengeluarkan gelembung atau berbuih
Lapisan permukaan mengandung bahan organic karena pada saat praktek mengeluarkan gelombang / buih.
Lapisan 1 meter mengandung bahan organic karena pada saat praktek mengeluarkan gelembung atau buih.

KADAR KAPUR TANAH
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Ambil sedikit tanah
2. Masukkan ke dalam gelas dan tetesi Cairan HCL
3. Lalu di kocok
4. Diamkan sampai mengeluarkan gelelmbung – gelembung udara / buih
Lapisan permukaan mengandung kadar kapur karena pada saat praktek mengeluarkan gelembung / buih.
Lapisan 1 meter mengandung kadar kapur karena pada saat praktek mengeluarkan gelembung / buih.
WARNA TANAH
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Ambil sampel tanah sedikit
2. Kemudian amati dengan buku munsell
Pada Buku Munsell terdapat macam-macam fariasi warna-warna tanah, yang mana buku munsell berguna untuk mencocokkan warna tanah yang diambil sampelnya.
3. Lalu cocokkan tanah tersebut
Hasilnya :
Warna : 2,5 y
V : 4/3 Chroma
Warna : Olive Brown

STRUKTUR TANAH
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Ambil sampel tanah sedikit
2. Kemudian amati dan rasakan tanah tersebut apakah:
• Glanular
• Blocky
• Platy
• Prismatic
• Subangular blocky
• Columnar
• Croumb
TEKSTUR TANAH
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Ambil sampel tanah sedikit
2. Kemudian beri air secukupnya, lalu rasakan apakah:
• Liat
• Liat berdebu
• Liat berpasir
• Lempung liat berdebu
• Lempung berliat
• Lempung
• Lempung liat berpasir
• Lempung berpasir
• Lempung berdebu
• Pasir berlempung
• Pasir
Menentukan lokasi penelitian dengan alat GPS
Alat yang digunakan untuk mengetahui Lintang dan Bujur suatu lokasi.
Gps :
S : 03 14 14’6
E : 114 35 25’4
South to 295
S : 03 14 14’1 LS
E : 114 35 25’4 BT

LOKASI
1. Penggunaan lahan : Sawah
2. Tanaman Dominan : Kelapa, Pisang.
3. Warna Tanah : Abu – abu
Menggunakan Buku Monsul :
4. Struktur / Bentuk : Gumpal membulat
5. Tekstrur Tanah : ada sedikit berpasir , dominan lempung / liat, tidak ada debu, lengket.
6. Struktur Tanah : Blocky

LAMPIRAN